Monday, 13 December 2010

PROFIL DAN SEJARAH KLUB SERI-A JUVENTUS

Juventus Football Club (dari bahasa Latin:[5] iuventus: masa muda, diucapkan [juˈvɛntus]), biasa disebut sebagai Juventus dan popular dengan nama Juve, merupakan sebuah klub sepak bola profesional asal Italia yang berbasis di kota Turin, Piedmont, Italia. Klub ini didirikan pada 1897 dan telah mengarungi beragam sejarah manis, dengan pengecualian kejadian musim 2006-2007, di Liga Italia seri-A. Klub ini sendiri merupakan salah satu anak perusahaan dari FIAT Group, yang saat ini dimiliki oleh keluarga Agnelli, dan membawahi perusahaan-perusahaan lain seperti Fiat Automobile, Ducati Corse (termasuk tim balap MotoGP dan WSBK Ducati), tim F1 Scuderia Ferrari, Ferrari Corse, dan Maserati Automobile.

Juventus didirikan dengan nama Sport Club Juventus pada pertengahan tahun 1897 oleh siswa-siswa dari sekolah Massimo D'Azeglio Lyceum di Turin[20], tetapi kemudian berubah nama menjadi Foot-Ball Club Juventus dua tahun kemudian.[3] Klub ini bergabung dengan Kejuaraan Sepak Bola Italia pada tahun 1900. Dalam periode itu, tim ini menggunakan pakaian warna pink dan celana hitam. Juve memenangi gelar seri-A perdananya pada 1905, ketika mereka bermain di Stadio Motovelodromo Umberto I. Di sana klub ini berubah warna pakaian menjadi hitam putih, terinspirasi dari klub Inggris Notts County.[21]

Pada 1906, beberapa pemain Juve secara mendadak menginginkan agar Juve keluar dari Turin.[3] Presiden Juve saat itu, Alfredo Dick kesal dan ia memutuskan hengkang untuk kemudian membentuk tim tandingan bernama FBC Torino yang kemudian menjadikan Juve vs. Torino sebagai Derby della Mole.[22] Juventus sendiri ternyata tetap eksis walaupun ada perpecahan, bahkan bisa bertahan seusai Perang Dunia I.[21]

[sunting] Raja Italia
Juventus FC di tahun 1903.Pemilik FIAT, Edoardo Agnelli mengambil alih kendali Juventus pada 1923, dimana kemudian ia membangun stadion baru.[3] Hal ini memberikan semangat baru untuk Juventus, dimana pada musim 1925-26, mereka berhasil menjadi scudetto dengan mengalahkan Alba Roma dengan agregat 12-1. Pada era 1930-an, klub ini menjadi klub super di Italia dengan memenangi gelar lima kali berturut-turut dari 1930 sampai 1935, dibawah asuhan pelatih Carlo Carcano[21], dan beberapa pemain bintang seperti Raimundo Orsi, Luigi Bertolini, Giovanni Ferrari dan Luis Monti.

Juventus kemudian pindah kandang ke Stadio Comunale, tetapi di akhir 1930-an dan di awal 1940-an mereka gagal merajai Italia. Bahkan mereka harus mengakui tim sekota mereka, A.C. Torino.

Setelah Perang Dunia II, Gianni Agnelli diangkat menjadi presiden kehormatan. Klub ini lantas menambah dua gelar seri-A pada 1949–50 dan 1951–52, dibawah kepelatihan orang Inggris, Jesse Carver.

Dua striker baru dikontrak pada musim 1957–58; seorang Wales bernama John Charles dan blasteran Italia-Argentina Omar Sívori, yang bermain bersama punggawa lama seperti Giampiero Boniperti. Musim ini, Juve kembali berjaya di seri-A, dan menjadi klub Italia pertama yang mendapatkan bintang kehormatan karena telah memenangi 10 gelar Liga seri-A. Di musim yang sama, Omar Sivori terpilih menjadi pemain Juventus pertama yang memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa. Juve juga berhasil memenangi Coppa Italia setelah mengalahkan ACF Fiorentina di final. Boniperti pensiun di 1961 sebagai top skorer terbaik Juventus sepanjang masa dengan 182 gol di semua kompetisi yang ia ikuti bersama Juventus.

Di era 1960-an, Juve hanya sekali memenangi seri-A yaitu di musim 1966–67. Tetapi pada era 1970-an, Juve kembali menemukan jatidirinya sebagai klub terbaik Italia. Di bawah kepelatihan mantan pemain Juve Čestmír Vycpálek, Juve berhasil menambah dua gelar Seri-A pada musim 1971–72 dan 1972–73, dengan pemain bintang seperti Roberto Bettega, Franco Causio dan José Altafini. Selanjutnya mereka berhasil menambah dua gelar lagi bersama defender Gaetano Scirea. Dan dengan masuknya pelatih hebat bernama Giovanni Trapattoni, Juve berhasil memperpanjang dominasi mereka di era 1980-an.

[sunting] Merajai Eropa
Logo lama Juventus yang digunakan sebelum musim 2004-05.Era tangan dingin Trapattoni benar-benar membuat seri-A porak poranda di 1980-an.[21] Juve sangat perkasa di era tersebut, dengan gelar seri-A empat kali di era tersebut. Puncaknya adalah pada 1982 dimana Juve menjadi klub seri-A pertama yang berhasil memenangi seri-A sebanyak 20 kali[23], dan itu berarti mereka boleh menambah tanda bintang di kausnya satu kali lagi. Paolo Rossi, salah satu pemain Juve bahkan terpilih menjadi Pemain Terbaik Eropa pada 1982, sesaat setelah berlangsungnya Piala Dunia 1982.[24]

Setelah Rossi, pria Perancis bernama Michel Platini secara mengejutkan berhasil menjadi pemain terbaik Eropa tiga kali berturut-turut; 1983, 1984 dan 1985, dimana sampai saat ini belum ada pemain yang bisa menyamai dirinya. Juventus menjadi satu-satunya klub yang mampu mengantarkan pemainnya menjadi pemain terbaik Eropa sebanyak empat tahun berurutan.[25] Platini juga menjadi bintang saat Juve berhasil menjadi juara Liga Champions Eropa pada 1985 dengan sumbangan satu gol semata wayangnya. Tragisnya, final melawan Liverpool FC dari Inggris tersebut yang berlangsung di Stadion Heysel Belgia, harus dibayar mahal dengan kematian 39 tifoso Juventus akibat terlibat kerusuhan dengan para hooligans dari Liverpool. Sebagai hukuman, tim-tim Inggris dilarang mengikuti semua kejuaraan Eropa selama lima tahun.[26] Diakhir 1980-an, Juve gagal menunjukkan performa terbaiknya, mereka harus mengakui keunggulan Napoli dengan bintang Diego Maradona, dan kebangkitan dua tim kota Milan, AC Milan dan Inter Milan.[21] Pada 1990, Juve pindah kandang ke Stadio delle Alpi, yang dibangun untuk persiapan Piala Dunia 1990.

SQUAD TIM


No. Pos. Nama
1 GK Gianluigi Buffon (wakil kapten)
2 DF Marco Motta (pinjaman dari Udinese)
3 DF Giorgio Chiellini
4 MF Felipe Melo
5 MF Mohamed Sissoko
6 DF Fabio Grosso
7 MF Hasan Salihamidžić
8 MF Claudio Marchisio
9 FW Vincenzo Iaquinta
10 FW Alessandro Del Piero ( kapten)
13 GK Alex Manninger
14 MF Alberto Aquilani (pinjaman dari Liverpool)
15 DF Andrea Barzagli
17 DF Armand Traoré (pinjaman dari Arsenal)
18 FW Fabio Quagliarella (pinjaman dari Napoli)
19 DF Leonardo Bonucci
20 FW Luca Toni
21 DF Zdeněk Grygera
23 MF Simone Pepe (pinjaman dari Udinese)
25 MF Jorge Andrés Martínez
26 DF Leandro Rinaudo (pinjaman dari Napoli)
27 MF Miloš Krasić
29 DF Paolo De Ceglie
30 GK Marco Storari
31 GK Marco Costantino
32 FW Alessandro Matri (pinjaman dari Cagliari)
43 DF Frederik Sørensen (pinjaman dari Lyngby

PRESTASI KLUB

Gelar juara nasional Italia Lega Calcio seri-A: 27 kali
Juara: 1905; 1925-26[61]; 1930–31; 1931–32; 1932–33; 1933–34; 1934–35; 1949–50; 1951–52; 1957–58; 1959–60; 1960–61; 1966–67; 1971–72; 1972–73; 1974–75; 1976–77; 1977–78; 1980–81; 1981–82; 1983–84; 1985–86; 1994–95; 1996–97; 1997–98; 2001–02; 2002–03.
Posisi kedua: (20 kali) 1903; 1904; 1906; 1937–38; 1945–46; 1946–47; 1952–53; 1953–54; 1962–63; 1973–74; 1975–76; 1979–80; 1982–83; 1986–87; 1991–92; 1993–94; 1995–96; 1999–00; 2000–01; 2008-09
Lega Calcio seri-B: 1 kali[62]
Juara: 2006-07.
Piala Italia: 9 kali
Juara: 1937–38; 1941–42; 1958–59; 1959–60; 1964–65; 1978–79; 1982–83; 1989–90; 1994–95.
Juara kedua: (4 kali) 1972–73; 1991–92; 2001–02; 2003–04.
Piala Super Italia: 4 kali[63]
Juara: 1995, 1997, 2002, 2003.
Juara kedua: (3 kali) 1990; 1998; 2005.
Piala Kremlin : 2 kali
Juara : 1954, 1958.
[sunting] Gelar Eropa dan dunia Piala/Liga Champions: 2 kali[64][65]
Juara: 1984-85, 1995-96.
Juara kedua: (5 kali) 1972–73; 1982–83; 1996–97; 1997–98; 2002–03
Piala Winners UEFA: 1 kali[66]
Juara: 1983-84.
Piala UEFA/Liga Europa: 3 kali[67][68]
Juara: 1976-77, 1989-90, 1992-93.
Juara kedua: (satu kali) 1994–95.
Piala Intertoto: 1 kali[9][69][70]
Juara: 1999-2000.
Piala Super Eropa: 2 kali[71][72]
Juara: 1984, 1996.
Piala Toyota Intercontinental: 2 kali[54][73]
Juara: 1985, 1996.
Juara kedua: (satu kali) 1973.